THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Jumat, 10 April 2009

Membangun Jaringan

Dalam rangka meningkatkan nilai dan kualitas kehidupan, kita memerlukan teman, relasi, kolega, mitra atau orang-orang yang dapat mendukung kita baik dalam pengembangan kehidupan pribadi maupun profesional kita. Kualitas kehidupan kita sangat ditentukan oleh kualitas Jaringan (network) orang-orang dalam kehidupan kita. Sehingga penting bagi kita untuk dapat memahami dan menguasai keterampilan membangun dan memelihara Jaringan kehidupan kita untuk mencapai impian-impian kita. Berikut adalah cuplikan dari buku Self Management: 12 Langkah Manajemen Diri karangan Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto.


Pengelola rubrik:
Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel

Aribowo Prijosaksono (email:aribowo_ps@hotmail.com) dan Roy Sembel (http://www.roy-sembel.com) adalah co-founder dan direktur The Indonesia Learning Institute – INLINE (http://www.inline.or.id), sebuah lembaga pembelajaran untuk para eksekutif dan profesional.


Kunci utama keberhasilan dalam membangun jaringan adalah mengetahui persis jaringan seperti apa yang hendak kita bangun. Kita harus memulainya dengan menemukan maksud atau misi kehidupan kita. Seperti yang dikatakan penulis Henry Miller, “Destiny is what you are supposed to do in life. Fate is what kicks you in the ass to make you do it.” Tidak mungkin seseorang memulai suatu usaha dalam hidup ini tanpa mengetahui arah mana yang akan ditujunya.
Tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai tanpa tujuan yang jelas. Berdasarkan survei, 27% dari semua orang di dunia ini sama sekali tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya. Enam puluh persen (60%) dari mereka mempunyai tujuan yang agak samar-samar, 10% dari mereka mempunyai tujuan yang jelas. Sisanya, 3% dari mereka bahkan menuliskan tujuan mereka. Orang yang menuliskan tujuan hidupnya tersebut sekarang memiliki hidup yang jauh lebih baik, penghasilan ribuan kali lebih besar dari yang lainnya.
Untuk berhasil dalam kehidupan, kita perlu bantuan orang-orang di sekeliling kita. Dengan kata lain, sukses selalu merupakan suatu dari usaha tim. Sayangnya, kita sering melupakan hal ini dan lalai memelihara kontak profesional kita. Kita mengisolasi diri dan terlalu sedikit menghabiskan waktu untuk memelihara persahabatan.
Sesungguhnya, semakin jauh kita maju dalam perjalanan menuju sukses, kita akan semakin menyadari bahwa yang membuat kita sukses bukanlah uang, gagasan atau antusiasme semata, melainkan orang lain. Kontak, uang, gagasan, dan antusiasme memang penting dan harus ada, tetapi semua itu tidak cukup kalau kita tidak mempunyai orang yang dapat kita andalkan.
Belajarlah menyukai orang. Siapa pun yang tidak dapat membangun kerja sama dan persahabatan dengan orang lain tidak akan pernah mencapai sukses. Berikut kata Lee Iacocca, bos Chrysler, tentang hal ini:
“Saya telah bertemu dengan orang yang jauh lebih pintar daripada saya dan jauh lebih tahu tentang mobil. Tetapi mereka itu telah hilang entah ke mana. Mengapa? Ada satu kalimat yang saya benci pada evaluasi seorang eksekutif, tak peduli betapa berbakatnya dia itu. Kalimat itu adalah sebagai berikut: “Ia tidak gampang bergaul dengan orang lain.” Bagi saya keterangan itu merupakan lonceng kematian. Karena ia dalam kesulitan besar, sebab hanya itulah yang kami punyai di sini. Tidak ada anjing, tidak ada kera – hanya orang. Dan kalau ia tidak bisa bergaul dengan teman bekerjanya, apa gunanya ia bagi perusahaan? Sebagai eksekutif fungsinya adalah untuk memotivasi orang lain. Kalau ia tidak dapat melakukan itu, ia berada di tempat yang tidak semestinya.

Seni Membangun Jaringan
Membangun jaringan adalah suatu seni karena tidak ada rumusan pasti tentang cara membangunnya. Jaringan bukan hanya sekedar kumpulan daftar nama atau urutan abjad dari relasi kita.
Kita bisa mengumpamakan jaringan seperti sebuah taman bunga yang penuh dengan aneka jenis tanaman. Keindahan dan kesuburannya tergantung pada kita sendiri sebagai tukang kebun. Sebagai tukan kebun, kita harus merancang landscape-nya dan menentukan komposisi tanaman di dalamnya. Kemudian, kita juga harus memelihara dan merawat setiap tanaman agar tumbuh subur dan berbuah pada masanya dengan penuh kasih dan kepedulian. Beberapa tanaman mungkin perlu disiram, yang lainnya perlu dipupuk, atau sebagian lain perlu dipangkas atau bahkan dicabut agar tidak merusak tanaman lainnya.
Bila kita tidak merawatnya, taman kita menjadi penuh dengan semak belukar. Taman tidak bisa menghasilkan bunga-bunga indah atau buah-buahan segar. Taman tidak berkembang dan tanaman tidak tumbuh dengan subur. Memang seperti itulah jaringan kehidupan yang kita miliki. Jika kita mengembangkan dan merawatnya, suatu saat kita akan menikmati hasilnya pada kehidupan kita selanjutnya.
Untuk mempermudah pemahaman, saya akan menceritakan kisah teman saya, bernama Andi. Andi seorang yang sangat supel dan ramah. Ia selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap pesta atau pertemuan. Ia dapat membangun jaringan dengan mudah karena ia dapat dengan mudah mengenal setiap orang. Ia seperti seorang tukang kebun yang mudah memperoleh bibit tanaman baru dan menanamnya dalam taman kehidupan.
Tetapi, apakah ia benar-benar pembangun jaringan yang ulung? Ternyata Andi mudah melupakan kenalan atau teman barunya. Ia tidak pernah memelihara dan merawat relasi yang telah dibangunnya. Relasinya hanyalah seorang teman di kala senang. Andi terus mengembangkan jaringannya tanpa mau memelihara dan merawatnya.
Apa yang terjadi kemudian? Suatu saat Andi mengalami kejatuhan dalam bisnisnya. Ia terjebak utang yang cukup besar sehingga bisnisnya rontok. Dalam keadaan seperti ini ternyata semua kenalan dalam tumpukan kartu namanya tidak ada yang cukup merasa mengenal Andi.
Inilah seni membangun jaringan. Kita perlu memiliki komitmen dan kegigihan untuk selalu mengembangkan sekaligus merawat dan memelihara jaringan kehidupan kita. Ingat bahwa jaringan adalah kumpulan pribadi-pribadi unik dan masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Pribadi-pribadi ini adalah kehidupan yang dinamis bahkan terkadang rapuh. Kita harus dapat menangani setiap pribadi dalam jaringan kita secara khusus bahkan seakan-akan kehidupan kita suatu saat nanti tergantung padanya.
Untuk menjadi pembangun jaringan yang handal kita tidak memerlukan bakat. Bagaimana jika saya seorang yang pemalu, introvert, bahkan terkesan sombong (untuk menutupi kelemahan saya yang memang tidak bisa bergaul). Bagaimana jika di setiap pertemuan atau pesta saya tidak bisa bergabung akrab dengan sesama saya?
Dalam pertemuan atau pesta, saya lebih suka menyendiri, mengamati mereka yang bergerombol dan saling berbagi cerita. Saya selalu merasa kesepian. Saya menciptakan “gua khayalan” yang membentengi saya dalam keramaian pesta.
Untuk membangun jaringan kehidupan, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah kita harus mau “keluar dan bergerak” dari zona kenyamanan kita. Kita jangan menjadi orang kaku. Kita tidak harus menjadi bintang dalam suatu pesta atau dalam lingkungan kerja kita. Cobalah berkomunikasi. Jumpai dan bicaralah dengan satu orang siapa saja setiap hari. Berbagi ceritalah tentang kehidupan kita dan jadilah pendengar yang baik.
Kelompok Network 21 dalam jaringan bisnis AMWAY mengembangkan teknik yang disebut Prospekting. Tujuannya adalah untuk menemukan rekan bisnis yang prospektif untuk mengembangkan dan membangun jaringan bisnis mereka. Tetapi, cara atau teknik yang dipergunakan sangatlah sederhana dan mudah dilakukan.
Para distributor dalam Network 21 menyebut diri mereka sebagai seorang network builder – para pembangun jaringan. Namun, yang terpenting dalam perkembangan selanjutnya adalah bagaimana membangun hubungan orang-orang yang ada di dalam jaringan kita. Saya lebih senang menggunakan istilah network developer, yang berarti kita bertanggung jawab juga untuk mengembangkan kualitas Jaringan kita dengan membangun dan memberdayakan orang lain.
Inti dari teknik membangun Jaringan adalah dengan terus mengembangkan daftar nama. Tentu saja daftar pertama adalah nama orang-orang yang kita kenal. Untuk selanjutnya, yang lebih penting adalah daftar nama orang-orang yang belum kita kenal. Daftar ini harus senantiasa bertambah setiap saat. Misi kita dalam hidup ini adalah menambah daftar nama orang-orang baru dalam kehidupan kita. Ini bisa kita lakukan dengan bergabung dalam berbagai kegiatan sosial, perkumpulan atau organisasi sosial, klub olahraga atau seni. Kembangkanlah hobi kita bersama orang lain. Kita juga bisa bergabung dengan kursus-kursus. Selain untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, tempat-tempat seperti ini sangat efektif untuk meluaskan jaringan dan menambah daftar nama kita.

Hal terpenting lainnya adalah reaching out yang terdiri atas beberapa langkah, seperti:
• Menyapa (dengan senyum, ramah dan tulus) setiap orang yang berada dalam jarak kurang dari 1 meter dengan kita (di bis, kereta api, pesawat udara, atau dalam lift, dan lain-lain)
• Menyebarkan kartu nama ke setiap orang yang baru Anda kenal,
• Hadiri setiap undangan pesta atau pertemuan apa saja (bahkan melayat orang meninggal atau menjenguk orang sakit).
• Berkenalanlah. Hal yang terburuk yang dapat terjadi adalah orang tersebut tidak merespon Anda (dan biasanya ini sangat jarang terjadi). Kalau Anda tulus mengajak berkenalan tanpa bermaksud mencari keuntungan atau seakan memanfaatkan dia, setiap orang akan membalas sapaan tulus yang Anda berikan.
• Prospekting harus dilakukan setiap saat. Kita harus mengulang-ulang proses ini sampai kita mahir dan menjadilan hal tersebut sebagai kebiasaan baru). Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam membangun jaringan. Menurut pengalaman mereka yang sukses, untuk menjadi sukses kita harus bergaul dengan mereka yang sukses. Charles-Albert Poissant dalam bukunya yang berjudul Rahasia Keberhasilan 10 Jutawan Terkemuka Dunia memberikan kesimpulan bahwa untuk menjadi seperti para jutawan terkemuka, kita harus mengembangkan jaringan karena jaringan akan membantu kita menaiki jenjang sukses lebih cepat daripada yang kita bayangkan. Walaupun begitu, kita hendaklah berhati-hati dalam memilih teman, terutama yang ada hubungannya dengan bisnis. Hindarilah orang-orang yang selalu gagal, manipulator (selalu bersiasat dengan manuver yang tidak beres untuk mencari keuntungan sendiri atau menipu), dan orang yang selalu berpikiran picik. Hindarilah mereka yang selalu pesimis dan berpikiran negatif.
Dengan bersekutu dengan orang yang selalu berhasil peluang berhasil kita menjadi jauh lebih besar. Oleh karena itu, kalau kita ingin maju, bergabunglah dengan orang yang berpandangan jauh ke depan (visioner).
Bangunlah kelompok Anda sendiri. Pilihlah orang yang terpercaya, lebih baik teman-teman Anda, terutama orang-orang yang bersikap mental positif. Ini mutlak. Orang yang cepat menyerah kalah akan merugikan seluruh kelompok. Poissant selanjutnya menganjurkan untuk membuat kelompok sebanyak tiga atau empat orang. Suatu kelompok yang menjadi “otak kolektif” Anda. Mereka harus mempunyai cita-cita yang sama (misalnya menjadi kaya).
Adakan pertemuan secara tetap, lebih baik pada waktu-waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Tentukan topik tertentu. Jangan pendam ide-ide Anda. Biarkan imajinasi Anda bekerja. Mungkin Anda akan heran karena banyaknya gagasan yang muncul dalam pertemuan seperti itu. Sesudah curah pendapat (brainstorming), perhalus gagasan Anda. Cobalah analisis semua implikasi, penerapan, dan kemungkinan konkret. Paparkan rencana Anda. Kritik dan saran yang konstruktif dari orang lain akan membantu Anda menimbang segala pro dan kontra.
Pertemuan seperti itu tidak hanya untuk mencari ide-ide semata, tetapi juga digunakan untuk membicarakan kesulitan dan masalah yang Anda jumpai dalam kehidupan Anda. Selain itu bicarakan sebuah buku yang telah Anda baca minggu itu. Bicaralah tentang strategi.
Akhirnya dapat saya sampaikan bahwa untuk mengubah kehidupan kita, kita harus berubah dan membangun jaringan kehidupan lebih baik. Memang, pada awalnya hal ini sulit dan berat karena kita harus keluar dari zona kenyamanan kita terlebih dulu. Tetapi kita harus ingat bahwa kitalah satu-satunya yang dapat mengubah realitas kehidupan kita.

Bagaimana Memelihara Jaringan Kita
Merawat dan memelihara jaringan adalah sama pentingnya dengan membangun atau mengembangkan jaringan. Harvey Mackay menulis sepuluh daftar teratas untuk tetap berhubungan dengan jaringan kita. Kesepuluh daftar tersebut yaitu:

Manfaatkanlah kalender secara kreatif.
1. Ingat peristiwa-peristiwa penting dalam komunitas kita.
2. Amatilah perubahan-perubahan yang terjadi pada pribadi/organisasi /perusahaan pada jaringan kita.
3. Kirimlah telegram, fax, atau e-mail.
4. Kliping peristiwa penting yang terjadi pada jaringan kita.
5. Manfaatkan tempat singgah kita secara konstruktif.
6. Jadilah perantara yang mampu menangani komunikasi di antara pihak yang sedang bertikai.
7. Telepon mereka sewaktu mereka ditimpa kemalangan.
8. Laporkan pada jaringan kita perubahan besar dalam situasi kita.
9. Hadirilah setiap undangan.
Pada dasarnya ada dua cara untuk tetap memelihara dan merawat jaringan kita, yaitu cara proaktif dan cara positif-reaktif. Cara proaktif berarti kita secara rutin dan terus menerus memelihara dan berusaha menghubungi jaringan kita secara kreatif. Sedangkan cara positif-reaktif berarti kita selalu merespon atau menanggapi secara positif dan melakukan kontak kepada jaringan atas berbagai peristiwa penting atau perubahan situasi yang dialami oleh jaringan kita.
Kita bisa menganalogi kedua cara ini dengan teknik memukul bola swing dalam permainan golf. Proaktif mirip ketika kita melakukan backswing dan positif-reaktif mirip ketika kita melakukan forward swing. Forward swing lebih merupakan gerakan lanjutan dari backswing. Jadi, kita harus proaktif terlebih dahulu untuk dapat melakukan positif-reaktif dalam memelihara dan merawat jaringan kita. Kedua cara tersebut harus dilakukan dalam suatu gerakan yang harmonis.
Untuk berhubungan dengan jaringan kita dapat melakukan dengan berbagai cara, seperti pertemuan face to face (one on one), pertemuan kelompok (pesta, event tertentu, dan lain-lain), melalui telepon, telegram, kartu pos, surat, fax, atau e-mail atau bahkan hanya menitip salam melalui jaringan kita yang lain. Gunakan berbagai media atau jaringan kita sendiri untuk senantiasa berhubungan dengan seluruh (atau minimal sebagian besar) jaringan kita.
Kita harus membuat target atau jadwal rutin siapa saja yang harus kita hubungi (meskipun kita tidak mempunyai urusan bisnis tertentu dengan mereka) dan berapa sering kita harus mengontak mereka. Gunakan cara-cara kreatif seperti yang ditulis oleh Harvey Mackay.

Memelihara Jaringan secara Proaktif
Pada dasarnya menjadi tanggung jawab kita untuk selalu memberi perhatian sehingga jaringan kita menyadari bahwa kita masih menjadi relasinya. Kita harus memiliki daftar atau kalender peristiwa penting bagi jaringan kita, seperti hari ulang tahun, ultah pernikahan, atau ultah anaknya, hari-hari besar seperti hari raya keagamaan, dan sebagainya. Cara paling mudah, cepat, dan cukup akrab adalah dengan menggunakan telepon. Buatlah daftar orang-orang yang perlu kita telepon, misalnya minimal 5 orang per hari. Manfaatkan buku telepon secara kreatif.
Hal penting yang harus dijaga dalam cara proaktif adalah seluruh jaringan harus mengetahui setiap perubahan informasi besar yang terjadi pada situasi kita.
Misalnya, pindah alamat, perubahan nomor telepon, perubahan jabatan di kantor, sudah menikah atau belum. Berbagai peristiwa tersebut perlu diketahui oleh jaringan kita sehingga jika kita bertemu dengan mereka suatu saat nanti, mereka merasa nyaman dengan kita.
Cara kreatif lain dalam memelihara jaringan secara proaktif adalah dengan menyiapkan daftar seluruh jaringan yang tinggal di kota yang akan kita kunjungi. Usahakan untuk menghubungi mereka melalui telepon atau menemui mereka jika ada waktu luang.
Kita sering tidak menyadari betapa berharganya memelihara sikap seperti ini sehingga jaringan merasakan adanya perhatian yang tulus dari kita. Sehingga pada saat kita membutuhkan mereka, mereka tidak menganggap bahwa kita hanya menghubungi mereka saat kita membutuhkan mereka saja.

Memelihara Jaringan secara Positif-Reaktif
Intinya adalah kita harus senantiasa mengetahui berbagai peristiwa penting atau perubahan situasi yang dialami oleh jaringan kita. Berbagai informasi penting ini dapat kita peroleh melalui jaringan kita yang lain atau dari yang bersangkutan, dari surat kabar, televisi atau radio (jika jaringan kita pejabat, selebriti, atau public figures lainnya). Amati berbagai peristiwa penting dan perubahan yang terjadi dalam komunitas dalam jaringan kita. Harvey MacKay bahkan menyarankan kita untuk mengkliping setiap peristiwa penting yang terjadi pada jaringan kita.
Kita sebaiknya menunjukkan perhatian kita atas setiap peristiwa penting atau perubahan situasi (baik itu positif atau negatif) yang dihadapi jaringan kita. Salah satu caranya dengan mengirim kartu ucapan selamat, bunga atau parcel, iklan di media massa, telegram, menelpon, atau mengunjungi mereka secara pribadi.
Tunjukkan perhatian bahwa kita peduli dengan peristiwa yang terjadi dalam jaringan kita. Bahkan kita harus siap membantu dengan tulus dan semampu kita dengan memberikan dukungan moril maupun materiil.
Persahabatan sering kali diuji pada saat kesusahan. A friend in need is a friend indeed, demikian kata pepatah Inggris. Jika kita melakukan kebiasaan cara proaktif maupun positif reaktif secara terus menerus, kita akan memiliki sebuah jaringan taman kehidupan yang indah, subur, dan dapat memberi hasil. Seluruh jaringan kita adalah “….seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya …” Mazmur 1:3. Ingat prinsip Stephen Covey – Begin With an End in Mind – Jaringan kitalah yang akan memenuhi iring-iringan pada saat kematian kita nanti dan mereka akan selalu mengenang kita sebagai orang yang peduli kepada orang lain.

0 komentar: